Inflasi adalah suatu keadaan yang mengidentifikasi semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara, inflasi yang berlangsung lama akan membuat pertumbuhan ekonomi semakin lesu atau bisa di katakan dalam kondisi stagnan (stagnasi). Bila keadaan ini berlangsung terus dan mengakibatkan kenaikan tingkat penangguran, akan terjadi yang namanya stagflasi.
Bagi para investor, inflasi merupakan suatu risiko yang setiap saat menggerogoti kinerja investasinya dan akhirnya menggulung seluruh investasinya, terutama investasi-investasi yang dibiayai dengan hutang luar negeri yang tidak dilindungi dengan cara melakukan diversifikasi risiko dan portofolio. Ini sering terjadi pada investor yang bermain di sector keuangan seperti valas dan saham. Sedangkan bagi para spekulan, inflasi terkadang membawa berkah karena memperoleh keuntungan dari selisih harga dalam jangka pendek baik valas maupun saham.
Teori kuantitas membedakan sumber inflasi menjadi dua, yakni teori Demand Pull Inflation yang terjadi karena kenaikan permintaan agregatif dimana kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, dan teori Cost Push Inflitation yang terjadi karena tingkat penawaran lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat permintaan dimana produsen terpaksa mengurangi produksinya sampai pada jumlah tertentu.
Dampak inflasi sangat luas dan beragam serta menurunkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Berikut ini baragam dampak inflasi, seperti :
1. Equity Effect yaitu inflasi terhadap pendapatan yang sifatnya tidak merata, hanya terjadi pada mereka yang berpenghasilan tetap karena akan mengalami penurunana nilai riil dari penghasilannya, sehingga daya belinya menjadi lemah, dan mereka yang gemar menumpuk kekayaan dalam bentuk uang tunai.
2. Efficiency Effect yaitu terhadap harga-harga faktor produksi, sehingga mengubah pola alokasi faktor faktor produksi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang selanjutnya mendorong perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.
3. Output Effect yaitu inflasi terhadap keluaran, dimana output diasumsikan sebagai variable terikat
Oleh karena itu, untuk menanggulangi inflasi dilakukan pendekatan struktur ekonomi dengan memperbaiki sektor-sektor ekonomi di suatu Negara. Langkah-langkah yang dilakukan misalnya deregulasi sector riil yang merupakan penyebab terbesar terjadinya inflasi, debirokratisasi guna menghindari ekonomi biaya tinggi agar produksi dapat meraih keunggulan bersaing dengan produk lain, kebijakan pemerintah yang transparasi, pemberantasan korupsi dan kolusi serta meningkatkan efisiensi anggaran belanja Negara.
Bagi para investor, inflasi merupakan suatu risiko yang setiap saat menggerogoti kinerja investasinya dan akhirnya menggulung seluruh investasinya, terutama investasi-investasi yang dibiayai dengan hutang luar negeri yang tidak dilindungi dengan cara melakukan diversifikasi risiko dan portofolio. Ini sering terjadi pada investor yang bermain di sector keuangan seperti valas dan saham. Sedangkan bagi para spekulan, inflasi terkadang membawa berkah karena memperoleh keuntungan dari selisih harga dalam jangka pendek baik valas maupun saham.
Teori kuantitas membedakan sumber inflasi menjadi dua, yakni teori Demand Pull Inflation yang terjadi karena kenaikan permintaan agregatif dimana kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, dan teori Cost Push Inflitation yang terjadi karena tingkat penawaran lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat permintaan dimana produsen terpaksa mengurangi produksinya sampai pada jumlah tertentu.
Dampak inflasi sangat luas dan beragam serta menurunkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Berikut ini baragam dampak inflasi, seperti :
1. Equity Effect yaitu inflasi terhadap pendapatan yang sifatnya tidak merata, hanya terjadi pada mereka yang berpenghasilan tetap karena akan mengalami penurunana nilai riil dari penghasilannya, sehingga daya belinya menjadi lemah, dan mereka yang gemar menumpuk kekayaan dalam bentuk uang tunai.
2. Efficiency Effect yaitu terhadap harga-harga faktor produksi, sehingga mengubah pola alokasi faktor faktor produksi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang selanjutnya mendorong perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.
3. Output Effect yaitu inflasi terhadap keluaran, dimana output diasumsikan sebagai variable terikat
Oleh karena itu, untuk menanggulangi inflasi dilakukan pendekatan struktur ekonomi dengan memperbaiki sektor-sektor ekonomi di suatu Negara. Langkah-langkah yang dilakukan misalnya deregulasi sector riil yang merupakan penyebab terbesar terjadinya inflasi, debirokratisasi guna menghindari ekonomi biaya tinggi agar produksi dapat meraih keunggulan bersaing dengan produk lain, kebijakan pemerintah yang transparasi, pemberantasan korupsi dan kolusi serta meningkatkan efisiensi anggaran belanja Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar