Banyak orang mengalami gigi sensitif karena menggosok gigi dengan cara yang tidak tepat. Oleh karena itu tidak perlu heran, wanita lebih sering mengalami gigi sensitif justru karena lebih sering menyikat gigi.
Berdasarkan riset AC Nielsen pada tahun 2010, 1 dari 2 orang di Indonesia menderita gigi sensitif atau hipersensitivitas dentin. Dari angka tersebut, 67 persen di antara penderitanya adalah kaum wanita.
Angka ini sekilas agak mengejutkan karena pada umumnya wanita cenderung lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut. Sebab jika kebersihan mulut terjaga, maka seharusnya kesehatan gigi lebih terpelihara sehingga tidak sensitif.
"Ada beberapa hipotesis yang menjelaskan hal ini. Di antaranya cara menyikat gigi dan pengaruh hormonal," ungkap dr Maria Melisa, Dental Detailing Manager GSK Consumer Healthcare dalam media briefing 'Sensodyne Expert Sharing' di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Justru karena lebih memperhatikan kebersihan mulut, wanita biasanya lebih rajin menggosok gigi. Masalahnya, menurut dr Melisa, sebagian besar wanita menggosok gigi dengan cara yang tidak tepat sehingga mudah mengalami pengikisan.
Menipisnya lapisan enamel akibat cara menggosok gigi yang terlalu kuat menyebabkan lapisan dentin terbuka. Lapisan yang terhubung ke syaraf ini menjadi lebih sensitif sehingga mudah merasa ngilu saat menerima rangsang.
Cara menggosok gigi yang terlalu kuat juga berdampak pada letak gigi yang rentan mengalami pengikisan. Gigi taring paling rentan karena letaknya paling pojok, sementara geraham relatif paling aman karena lebih sulit dijangkau saat menggosok gigi.
Untuk mencegah gigi sensitif, cara menggosok gigi yang dianjurkan adalah secara vertikal mengikuti kontur gigi. Jangan terlalu kuat dan gunakan sikat dengan bulu yang tidak terlalu keras atau kasar.
Jika lapisan enamel telanjur menipis, gunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Zat aktif dalam pasta gigi yang bisa mengatasi hipersensitivitas dentin antara lain portasion klorida, potasium nitrat dan stronium klorida.
Sedangkan pengaruh hormonal biasanya dialami pada masa kehamilan. Pada masa tersebut wanita lebih mudah mengalami masalah periodontal (mulut), yang merupakan salah satu faktor risiko gigi sensitif.
Berdasarkan riset AC Nielsen pada tahun 2010, 1 dari 2 orang di Indonesia menderita gigi sensitif atau hipersensitivitas dentin. Dari angka tersebut, 67 persen di antara penderitanya adalah kaum wanita.
Angka ini sekilas agak mengejutkan karena pada umumnya wanita cenderung lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut. Sebab jika kebersihan mulut terjaga, maka seharusnya kesehatan gigi lebih terpelihara sehingga tidak sensitif.
"Ada beberapa hipotesis yang menjelaskan hal ini. Di antaranya cara menyikat gigi dan pengaruh hormonal," ungkap dr Maria Melisa, Dental Detailing Manager GSK Consumer Healthcare dalam media briefing 'Sensodyne Expert Sharing' di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Justru karena lebih memperhatikan kebersihan mulut, wanita biasanya lebih rajin menggosok gigi. Masalahnya, menurut dr Melisa, sebagian besar wanita menggosok gigi dengan cara yang tidak tepat sehingga mudah mengalami pengikisan.
Menipisnya lapisan enamel akibat cara menggosok gigi yang terlalu kuat menyebabkan lapisan dentin terbuka. Lapisan yang terhubung ke syaraf ini menjadi lebih sensitif sehingga mudah merasa ngilu saat menerima rangsang.
Cara menggosok gigi yang terlalu kuat juga berdampak pada letak gigi yang rentan mengalami pengikisan. Gigi taring paling rentan karena letaknya paling pojok, sementara geraham relatif paling aman karena lebih sulit dijangkau saat menggosok gigi.
Untuk mencegah gigi sensitif, cara menggosok gigi yang dianjurkan adalah secara vertikal mengikuti kontur gigi. Jangan terlalu kuat dan gunakan sikat dengan bulu yang tidak terlalu keras atau kasar.
Jika lapisan enamel telanjur menipis, gunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Zat aktif dalam pasta gigi yang bisa mengatasi hipersensitivitas dentin antara lain portasion klorida, potasium nitrat dan stronium klorida.
Sedangkan pengaruh hormonal biasanya dialami pada masa kehamilan. Pada masa tersebut wanita lebih mudah mengalami masalah periodontal (mulut), yang merupakan salah satu faktor risiko gigi sensitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar